Sejak dari jaman yunani kuno, manusia sudah berpikir tentang cara manusia mengetahui atau mengerti. Kenapa filsafat dimulai dari jaman yunani kuno..?? karena bangsa yunani tercatat sebagai bangsa pertama yang mampu mengelola, mengendalikan dan mengalahkan mitos mitos.
Anak kecil belajar semuanya menggunakan mitos, dia melakukan, dia melaksanakan walaupun tidak mengetahui. Jadi ketika anda melaksanakan atau melakukan apapun tanpa mengetahui itu adalah mitos.
Setiap orang dapat menciptakan mitos, yang lebih tua dapat menciptakan mitos kepada yang muda. Misalnya seorang kyai setelah habis berwudhu batuk kesebelah kanan, kemudian murid muridnya ikut ikutan setelah selesai wudhu juga batuk kesebelah kanan. Muridnya tersebut tidak mengerti, yang penting mengikuti pak kyai.
Ketika kita belajar dan berpikir sebenarnya adalah hanya untuk mengubah yang mitos menjadi logos. yang tidak kita ketahui menjadi mengetahui. Nah sekarang mari kita renungkan mana yang lebih baik dari dua pilihan berikut ini; berpikir tanpa pengalaman (Apriori) atau pengalaman tanpa berpikir
Mari kita lihat contoh berikut :
1. Sebelumnya anda belum pernah bertemu harimau di alam liar secara dekat, akan tetapi anda takut harimau. Mengapa anda takut padahal anda tidak pernah bertemu harimau.?? Ini artinya anda berpikir tanpa pengalaman.
1. Sebelumnya anda belum pernah bertemu harimau di alam liar secara dekat, akan tetapi anda takut harimau. Mengapa anda takut padahal anda tidak pernah bertemu harimau.?? Ini artinya anda berpikir tanpa pengalaman.
2. Anda mempunyai peliharaan seekor kucing, kemudian kucing tersebut anda bawa keberbagai tempat wisata sehingga kucing tersebut banyak mendapat pengalaman. Akan tetapi kucing tersebut tidak dapat memikirkannya, ditanya tentang tempat wisata tidak bisa menjelaskan apapun. ini artinya pengalaman tanpa berpikir.
Sebenarnya ada lagi satu yang ketinggalan yaitu berpikir setelah pengalaman (aposteriori). contohnya anjing budi hitam, kita mengetahui ketika telah melihat anjing budi tersebut.
Nah gabungan cara berpikir diatas, Menurut Immanuel Kant orang berpikir itu adalah Sintetik Apriori, yaitu urusan logika = urusan identitas, urusan pengalaman = urusan kontradiksi.
Ditulis untuk memenuhi tugas dari Prof. Dr. Marsigit, M.A.