Menilik sejarah, kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM sebenarnya bukanlah hal yang baru. Bahkan jika dilihat dari data yang ada, menaikkan harga BBM sudah dilakukan sejak zaman Presiden Soekarno.
Data yang dihimpun dari Kementerian ESDM menunjukkan di masa kepemimpinan Soekarno sedikitnya telah terjadi 12 kali kenaikan Harga BBM.
Meski tak ada angka pasti berapa kenaikan dan kapan kenaikan itu, namun dokumen pada Biro Perancang Negara tahun 1965 menyebutkan jika kenaikan BBM di massa itu untuk membantu pemerintah dalam membangun sektor pendidikan, kesehatan, dan perumahan.
Berikut daftar harga BBM di Indonesia sejak tahun 1980
Tahun | Harga Premium | Harga Solar | Masa Pemerintahan |
1980 | Rp 150 | Rp 52,5 | Soeharto |
1991 | Rp 550 | Rp 300 | Soeharto |
1993 | Rp 700 | Rp 380 | Soeharto |
1998 | Rp 1.200 | Rp 600 | Soeharto |
2000 | Rp 1.150 | Rp 600 | Gus Dur |
2001 | Rp 1.450 | Rp 900 | Gus Dur |
2002 | Rp 1.550 | Rp 1.150 | Megawati |
2003 | Rp 1.810 | Rp 1.890 | Megawati |
Maret 2005 | Rp 2.400 | Rp 2.100 | SBY |
Oktober 2005 | Rp 4.500 | Rp 4.300 | SBY |
2008 | Rp 6.000 | Rp 5.500 | SBY |
2009-2012 | Rp 4.500 | Rp 4.500 | SBY |
Untuk daftar harga BBM lengkap dari tahun 1965 bisa anda download di http://www.esdm.go.id/
Di era Orde Baru, atau saat Soeharto memimpin, kenaikan harga BBM juga beberapa kali terjadi. Catatan Kementerian ESDM menujukkan sedikitnya terjadi 18 kali kenaikan harga di era ini.
Kenaikan BBM juga pernah sekali dilakukan pada massa kepemimpinan BJ Habibie. Abdurahman Wahid atau Gus Dur juga pernah sekali menaikkan harga BBM. Sedangkan di era Megawati, tercatat dua kali terjadi kenaikan dan tujuh kali penyesuaian harga.
Dan kini, di dua periode memimpin Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono tecatat telah melakukan empat kali kenaikan harga.
Dari catatan Kementerian ESDM, selain naik, harga BBM di Indonesia sebenarnya sempat dilakukan penurunan hingga enam kali. Pertama ketika tahun 1986, Soeharto sempat menurunkan Solar sebesar 17,4 persen.
Selain itu, ketika krisis moneter menerpa pada tahun 1998, harga bensin kembali turun hingga 16.7 persen, solar turun 8,3 persen dan minyak tanah turun 20 persen.
Di era Megawati pada tahun 2013 juga sempat menurunkan harga solar dari Rp 1.890 menjadi Rp 1.650. Sedangkan di era SBY, penurunan harga juga pernah dilakukan hingga tiga kali. Yaitu penurunan sebesar Rp 500 di awal Desember 2008. Setelah itu juga dilakukan penurunan dua kali yaitu masing-masing Rp500 pada tahun 2009 atau sesaat sebelum digelarnya Pemilu