Ilmuwan yang meluncurkan roket ke kawah bulan tahun lalu dan berhasil merilis penemuan berharga tidak terduga, termasuk jejak perak.
Namun, jumlah ini terlalu sedikit untuk membuat bulan menjadi tambang perak yang layak.
Di sisi lain, dari sudut pandang eksplorasi luar angkasa, juga ditemukan air dalam jumlah besar di bagian bawah kawah Cabeus. Anthony Colaprete dari pusat penelitian badan antariksa Ames, Amerika Serikat, mengatakan bahwa bulan mengandung sejumlah air.Air ini dalam bentuk butiran es yang merupakan berita baik karena es sangat berguna. "Anda tidak perlu memanaskannya karena cukup membawa itu ke ruang temperatur," ujar Colaprete.
Misi Lunar Crater Remote Observation and Sensing Satellite (LCROSS) secara sengaja menabrak roket di Centaur dekat kawah kutub selatan Bulan. Materi yang terlempar kemudian berhasil dianalisis oleh pengorbit Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) milik NASA.
Penemuan yang dilaporkan di jurnal Science ini menunjukkan bahwa lapisan tanah di Bulan lebih rumit dari perkiraan.
Tidak hanya mengandung air, tetapi juga beberapa senyawa seperti merkuri, kalsium, magnesium, karbon monoksida, karbon dioksida, amonia, natrium dan beberapa unsur perak.
Ahli geologi dari Brown University, Rhode Island, Dr Peter Schultz mengatakan bahwa bulan memang menjadi harta karun senyawa. Unsur ini biasa tersimpan di bayang-bayang materi permanen.
Astronot yang dikirim pada misi Apollo, NASA, menemukan sejumlah perak dan emas di Bulan. Penemuan perak terbaru di kawah Cabeus menunjukkan adanya pergerakan atom perak di sepanjang bulan yang berimigrasi ke kutub.
Schultz percaya bahwa elemen yang dilepaskan ini akibat dampak meteor sekaligus didorong energi sinar matahari.
Materi ini terperangkap dalam kawah gelap dan dingin yang tidak terkena cahaya surya.